Tari Kuda Lumping

Atau jaranan adalah salah satu tarian yang khas di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Bahkan tari Jaran pernah diklaim merupakan tari tertua yang pernah ada di Jawa.

Rawa Pening

danau alam di Kabupaten Semarang,Jawa Tengah.Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru

Candi Gedung Songgo

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Basket

adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan

Jumat, 22 Oktober 2010

Tarhib Ramadhan dan PAWAI Kemerdekaan

Pagi yang cerah itu, di kebun belakang SDIT/SMPIT CU sangat heboh, berbeda dengan hari-hari biasanya. Ada apa gerangan....ya. Ramai sekali mereka dengan beragam kostum yang ada. Ouww .......ternyata hari itu , Sabtu (7/8 Agustus) SDIT dan SMPIT Cahaya Ummat mengadakan tarhib (pawai) ramadhan. Tarhib ini dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan ramadhan yang akan segera datang sekaligus memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65. Tarhib yang diikuti oleh seluruh siswa serta guru SDIT dan SMPIT Cahaya Ummat ini dimulai dari Komplek Islamic Centre Jl. Kalinjaro Karangjati yang tidak lain adalah lokasi SDIT dan SMPIT Cahaya Ummat.Tarhib Ramadhan merupakan Agenda wajib LPIT Cahaya Ummat sebagai salah satu wujud syiar menyambut bulan mulia.Tarhib direncanakan dimulai pukul 09.00 WIB. Namun karena kendala teknis, rombongan pawai baru berjalan satu jam kemudian.Adapun  rute yang dilewati adalah Gembongan menuju Sruwi dan Pasar Karangjati. Selama perjalanan,  peserta tidak henti-hentinya mengumandangkan takbir dan yel yel dipandu oleh tim Kepanduan SD/SMPIT CU. Suara rebana yang dilantunkan oleh siswa-siswa SMPIT semakin menambah semaraknya kegiatan. Antusiasme warga dalam mendukung kegiatan ini juga terlihat dengan sambutan mereka saat rombongan lewat. Pada pukul 11.00 WIB, kegiatan berakhir di lokasi sekolah. Seluruh peserta tarhib terlihat semangat mengikuti kegiatan ini.

KEISTIMEWAAN IDUL ADHA


Sama halnya dengan Idul Fitri, hari raya Idul Adha merupakan momentum yang penting dan bermakna bagi umat Islam. Hari raya yang jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah ini senantiasa dirayakan dengan suka cita oleh umat Islam. Secara etimologis, Idul Adha terdiri dari dua kata yaitu Id yang berarti kembali dan adha yang berarti sembelih.
Hal ini menunjukkan bahwa hari raya penyembelihan ini berulang dan kembali setiap tahunnya. Peristiwa Idul Adha merupakan napak tilas Nabi Ibrahim dan keluarganya yang berangkai dengan manasik haji. Kisah Nabi Ibrahim sarat dengan ibrah atau pelajaran bagi orang-orang yang ingin menggapai tingkat ketakwaan di sisi Allah.Cobaan hidup yang Allah berikan kepada kekasih-Nya ini sungguh luar biasa laksana dongeng yang tidak mungkin terjadi atau dialami oleh seorang manusia. Tetapi begitulah.....kekuatan keimanan Ibrahim mampu menjadikan kisah hidup beliau tidak sekedar dongeng, bahkan menjadi sumber energi atau kekuatan mahadahsyat bagi orang-orang yang haus akan ....Dimulai dengan pernikahan Nabi Ibrahim dan Sarah yang sekian lama tidak dikaruniai putra, sehingga atas saran istri nya ibunda Sarah, beliau mengambil Hajar sebgai istri. Lahirlah Ismail dari rahim Ibunda Hajar.Namun kemudian Ibrahim harus membawa istri dan putranya ke suatu tempat yang sangat tandus dan gersang seakan tidak mungkin manusia dapat bertahan hidup di tempat tersebut. Hanya kekuatan tawakallah yang menjadikan sang Khalilullah “tega” meninggalkan Hajar dan Ismail di padang rumput yang gersang tersebut.Hanya kesadaran menaati perintah Allahlah yang menjadikan ujian tersebut terasa ringan.Hanya kesadaran bahwa Allahlah yang akan menjamin kehidupan mereka, menjadikan beliau lapang dada menerima semuanya. Kemudian kita tahu bagaimana perjuangan Hajar dan Ismail di Padang Pasir yang kelak akan diabadikan Allah sebagai kota Haram ini.Mu’jizat-mu’jizat Allah mengiringi kisah hidup insan-insan yang sudah berbalut keimanan ini. 
Sekian lama Nabi Ibrahim tidak berjumpa dengan putranya, dan baru saja beliau bergembira dapat mendampingi sang putra kebanggaan, tiba-tiba,munculah dalam mimpinya perintah Allah untuk menyembelih sang putra. Beberapa hari, sang nabi masih ragu dengan isyarat tersebut. Namun......mengapa mimpi itu berturut-turut selalu muncul.Selama seminggu keragu-raguan menghantui beliau, peristiwa inilah yang mendasari disunahkannya puasa tarwiyah yang artinya keragu-raguan. Kemudian Nabi Ibrahim yakin bahwa ini adalah wahyu dari Allah setelah mimpinya di malam yang kesembilan. Hal itu yang mendasari perintah puasa Arofah. Lagi-lagi hanya bersandar totalitas pasrah, tawakal, dan harapan akan janji Allah, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah tersebut. Kecerdasan hati Ismail jugalah yang semakin menambah keteguhan Ismail untuk melakukan perintah Allah tersebut.Allah pun pasti tidak akan membiarkan hamba yang disayanginya kesusahan.  Atas kuasa Allah, pisau yang telah siap menyembelih leher Ismail,berganti menempel pada leher sang kambing.
Dari kisah insan-insan mulia  tersebut ada beberapa hikmah yang bisa kita teladani , diantaranya adalah keteguhan hati dalam menjalani ujian-ujian dari Allah. Sifat sabar, rela berkorban, tawakal, dan kokohnya keimanan menjadi pilar-pilar kehidupan mereka.perjuangan mereka yang harus kita teladani, kesabaran, serta pengorbanan mereka. Ujan-ujian yang  berat namun tidak mengurangi kecintaan mereka kepada Allah SWT.
Semoga kita mampu menerapkan sifat-sifat keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam keseharian kita, sehingga Allah akan meningkatkan derajat  kita sebagaimana Allah mencintai Nabi Ibrahim AS. Amin. Ustadz Dahlan Murdani, A.Md (Pendiri Islamic Center Cahaya Ummat)

MEMAKNAI IDUL ADHA BAGI KEHIDUPAN


Idul Adha merupakan salah satu moment besar dalam Islam. Salah satu dari 2 hari raya yang selalu ramai di rayakan dengan kekhusususannya masing-masing. Banyak kita dapati betapa dangkalnya sebagian besar orang memaknai essensi dari Idul Adha. Karena ternyata dari moment tersebut hanya melihat ramai dan gembiranya masyarakat kita menikmati beberapa ons daging kambing/sapi dan sumringahnya para jemaah haji yang sebentar lagi akan menyandang gelar Haji / Hajjah di depan namanya. Belum lagi kalau Idul Adha ini dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan masyarakat (terutama di Indonesia) yang sebagian besar rakyatnya hanya mampu makan daging setahun sekali karena setiap harinya harus bergelut dengan kerasnya hidup untuk sekedar mendapat sesuap nasi dan lauk ala kadarnya (jika ada). Itulah realita yang harus kita saksikan.

            Terlepas dari apapun yang terjadi di sekitar kita, mari sejenak kita menengok betapa Idul adha memberikan banyak hikmah kepada kita. Rangkaian Idul Adha memiliki arti ”Kembali Berqurban”. Tentunya tidak sesederhana itu aplikasi maknanya. Nabiullah Ibrahim AS yang memiliki julukan Bapaknya para nabi telah sampai pada puncaknya memaknai arti berkurban. Sebagaimana telah kita pahami bersama dalam kisah teladannya tersebut. Barangkali nilai pengorbanannya tidak akan terukur oleh apapun. Betapa tidak, .... semua yang dicintainya telah lebur untuk di korbankan kepada yang paling di cinyainya yaitu Allah sang pemilik segala. Dari banyak sisi maupun sudut manapun melihat, kita tidak akan pernah kehabisan tauladan untuk mengambil hikmah darinya.

            Hikmah di balik rangkaian pelaksanaan ibadah haji menjadi pelajaran selanjutnya dari moment Idul Adha ini. Menyandang haji mabrur  tentunya menjadi dambaan siapa saja. Diantaranya adalah yang mampu memaknai dan mengaplikasikannya dalam aktifitas keseharian setelah kembali dari tanah suci. Dan tentunya tidak akan kita dapati lagi orang yang marah dan tersinggung gara-gara tidak di panggil Bu  Hajjah atau Pak Haji sebagai embel-embel namanya setelah pulang Haji. Pasti dari situlah terpancar kemabrurannya.

            Memaknai Idul Adha dalam kehidupan tentuya akan lebih mudah untuk kita raih saat satu demi saat hikmah tersebut bisa kita pahami dengan benar. Karena sesungguhnya perputaran hidup yang mengiringi kita tidak akan pernah terlepas dari makna berkorban.

            Waallahu a’lam bissowab.
oleh : Ustadzah Endah Fitri Utami,SKM (Kepala Sekolah SDIT Cahaya Ummat)

Selasa, 12 Oktober 2010

Rapat JSIT


Bergas, bertempat di SMPIT Cahaya Ummat. 6/ 10/ 2010 , JSIT Korda Semarang 2 mengadakan rapat pleno persiapan Muswil JSIT ( Jaring Sekolah Islam Terpadu )  ke -3 , yang direncanakan akan diadakan dari tanggal 29 – 30 Oktober, bertempat di LPMP Semarang, dalam sambutanmya Ahmad Rohim ( Ketua JSIT Korda Semarang 2 ) menyampaikan, Muswil  mengagendakan tidak hanya pada pergantian pengurus saja, namun yang lebih penting lagi adalah menyusun agenda kerja kedepan untuk mewujudkan misi JSIT “ The Empowering Islamic School “ .

Kamis, 07 Oktober 2010

PUISIKU....


Penyesalan 
Detik berganti detik
Menit berganti menit
Jam berganti jam
Hari berganti hari
                Minggu berganti minggu
                Bulan berganti bulan
                Tahun berganti tahun
                Itulah waktu
Lumuran dosa terus bertambah
Setiap pergantian waktu
Tidak pernah lewat sedetikpun
Diri ini dari perbuatan dosa
                Sungguh teramat sombong diri ini
                Mengharap kasih sayangNya
                Atas dosa yang dilakukan
                Tanpa perasaan bersalah
Sungguh betapa hinanya diri ini
Yang selalu lalai
Terhadap firmanNya
Pantaskah diri ini mengharap kasih sayangNya
                Sungguh, diriku menyesal
                Atas dosa yang telah kulakukan
                Terlambatkah diri ini
    Wahai Rabbul Izzati?
Pemalang, 20 Desember 2006
Posko KKN Pabuaran




Subuh
Kicauan burung,
Kokokan ayam
Memecah heningnya
Suasana fajar
                Kumandang azan subuh
    Dari seorang muadzin
    Membangunkan jiwa
                                                                     Yang mati suri
                                                                 Shaf – shaf tersusun rapi
                                                                 Dari jiwa – jiwa
                                                                Yang merindukan kehadiranNya
                                                                Ke dalam dirinya

Pemalang, 21 Desember 2006
Posko KKN Pabuaran




Bidadari surgA
Dinginnya udara malam
Menusuk tulang – tulang insan mulia
Memecah kehangatan
Sang bidadari surga
                Bisikan suci
                Dari sang Pencipta
                Menuntun sang bidadari
                Menerobos dinginnya udara malam
Bangunkan jiwa
Dari kehidupan yang fana
                                         Kedalam hangatnya
                                         Dekapan Sang Pencipta
                                                        Merindukan kebahagiaan
                                                        Nan abadi
                                            Dalam keindahan
                                           Surga Ilahi

                                                                       Pemalang
                                                   Posko KKN Pabuaran