Kamis, 07 Oktober 2010

Empat penyebab kenapa generasi muda saat ini kehilangan ghirah ( semangat )


Pertama, Hilangnya Tarbiyah Islamiyah.
Pendidikan yang diberikan kepada generasi muda telah menyampingkan sisi – sisi Islami, sehingga menjauhkan mereka dari Sang Pencipta. Remaja tidak lagi diinjeksikan oleh metode pendidikan Islami yaitu rasa memiliki Al Qur’an dan As Sunnah. Agama yang seharusnya menjadi way of live seseorang, berubah menjadi mata pelajaran yang malah terkesan dikesampingkan. Metode pendidikan umum, dari TK hingga perguruan tinggi, telah lepas tangan dari urusan penyembahan kepada Allah SWT, pengagungan agama, rukun juga symbol-simbolnya. Nilai – nilai luhur yang terkandung di dalamnya dicampakkan.
Dapatkah kita temui dalam metode pendidikan sekarang, seruan untuk memperhatikan urusan alam akhirat, atau pertanyaan hari akhir nanti? Apakah mereka berkata, “Sungguh-sungguhlah dalam bekerja, dan serius dalam belajarmu. Karena Allah SWT selalu mengawasi dan member balasan atas gerak – gerik kita”. Ataukah mereka malah berkata, “ belajarlah dengan tekun, sebentar lagi ujian. Jika kamu lulus ujian ini, kamu akan mendapat kerja, mendapat gaji, hingga akan lebih mudah mendapatkan rumah, mobil atau pekerjaan lain?”
Pengenalan Islam tidak cukup hanya dimulai setelah beranjak remaja. Namun, harus digalakkan sejak awal. Rasulullah saw telah mencontohkan kepada kita untuk mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomat di telinga kiri si bayi (hadist lemah). Sebagai seruan, bahwa inilah manhaj hidup sekaligus manhaj pendidikan yang harus dipegang saat itu. Dan terus berlanjut pada jenjang berikutnya sehingga akan selalu tercukupi oleh nilai-nilai keislaman. Hingga terbentuk pribadi yang selalu bertanya,”Apakah Allah SWT ridho akan hal ini? Sebelum dia mengerjakan sesuatu.
Remaja, sudah selayaknya bertanya kepada dirinya, tentang,”Mengapa Allah SWT menciptakan ku? Ulangi pertanyaan ini 2 hingga 3 kali.
Sukses menjawab pertanyaan ini merupakan langkah awal dalam meraih sukses dunia akhirat.
Penciptaaan, pasti mempunyai tujuan tertentu. Allah SWT berfirman dalam surat Al Mukminun (23) : 115, “Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
Kedua, Krisis Keteladanan
Pola pendidikan dengan “sistem mencontoh” seribu kali lebih efektif daripada memanfaatkan media khutbah atau ceramah. Allah telah berfirman dalam QS Ash Shaff (61) : 3, “Amat besar kebencian Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.”
Bagaimana mungkin mengajar tanpa adanya teladan? Di sana-sini, kini remaja muslim kekurangan sosok seorang teladan. Siapa yang sanggup menempati posisi itu?
Mari kita lihat diri kita masing-masing. Siapa yang dijadikan teladan oleh diri kita atau saudara-saudara kita?
Sebagian remaja, memposisikan sederet artis sebagai teladan dan idola mereka. Mengidolakan tokoh-tokoh non muslim sebagai lentera hidup yang mereka idamkan.
Sedikit sekali, remaja yang mengidolakan Rasulullah saw, meski Allah SWT sudah menjelaskannya dengan gamblang. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab (33) :21)
Janganlah sekali-kali kita membebek di belakang idolamu tanpa adanya tujuan dan dasar yang jelas. Idola akan member bekas yang amat kentara di dunia, bahkan di alam akhirat nanti. Semoga Allah SWT memberi hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita. Amiin.
Ketiga, Minder
Minder merupakan salah satu penyebab diantara sebab kemerosotan remaja muslim saat ini. Banyak diantara mereka berkata,”Buat apa sih!” padahal tidak semestinya kita putus asa kepada Allah SWT, karena Allah SWT telah menjamin kemuliaan bagi umat Islam.
Ada banyak hal yang mengharuskan kita beranggapan negatif terhadap kenyataan umat. Yaitu kehancuran umat ini di berbagai bidang, diantaranya : politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, militer bahkan di bidang akhlak. Sangat disayangkan. Tapi inilah kenyataan.
Jarak ketertinggalan yang makin melebar antara kita-timur dan barat, melahirkan dampak buruk bagi generasi muda, minder.
Kemudian apa solusinya?
Semua harus paham betul, bahwa keberhasilan adalah impian kosong jika kita tidak mencabut rasa minder dari diri remaja kita. Umat yang minder adalah umat yang tak sanggup berdiri. Ini kenyataan yang tak bisa di pungkiri.
Keputusasaan bukanlah sifat mukmin. Allah SWT berfirman :”Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat”. (Al Hijr (15) :56) 
Ketahuilah! Bahwa umat ini, memiliki keistimewaan yang membedakan dari umat yag lain. Yaitu bahwa umat ini, tak akan mati. Memang, pada saat-saat tertentu ia melemah dan kalah. Tapi ingat, ia tak akan mati! Sebab, umat inilah yang mengusung “pemahaman akhirat” dari Allah SWT ke seluruh makhluknya.
Siapa yang akan menyampaikan maksud Allah SWT kepada makhluknya, jika umat Islam mati?
Siapa yang menjadi saksi atas perbuatan penduduk bumi, jika umat Islam pergi?
Untuk bumi ini, Allah akan terus menjaga umat Islam. Kehadiran umat Islam adalah kabar gembira buat bumi. Sedang kepergiannya akan segera diikuti oleh kehancuran bumi ini.
Keempat, Media Informasi
Media informasi memegang peranan penting. Jika saja, metode pendidikan adalah salah satu sayap dalam membentuk pola pikir manusia, maka media informasi adalah sayap yang kedua.
Didik Teguh Y

0 komentar:

Posting Komentar