Jumat, 22 Oktober 2010

KEISTIMEWAAN IDUL ADHA


Sama halnya dengan Idul Fitri, hari raya Idul Adha merupakan momentum yang penting dan bermakna bagi umat Islam. Hari raya yang jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah ini senantiasa dirayakan dengan suka cita oleh umat Islam. Secara etimologis, Idul Adha terdiri dari dua kata yaitu Id yang berarti kembali dan adha yang berarti sembelih.
Hal ini menunjukkan bahwa hari raya penyembelihan ini berulang dan kembali setiap tahunnya. Peristiwa Idul Adha merupakan napak tilas Nabi Ibrahim dan keluarganya yang berangkai dengan manasik haji. Kisah Nabi Ibrahim sarat dengan ibrah atau pelajaran bagi orang-orang yang ingin menggapai tingkat ketakwaan di sisi Allah.Cobaan hidup yang Allah berikan kepada kekasih-Nya ini sungguh luar biasa laksana dongeng yang tidak mungkin terjadi atau dialami oleh seorang manusia. Tetapi begitulah.....kekuatan keimanan Ibrahim mampu menjadikan kisah hidup beliau tidak sekedar dongeng, bahkan menjadi sumber energi atau kekuatan mahadahsyat bagi orang-orang yang haus akan ....Dimulai dengan pernikahan Nabi Ibrahim dan Sarah yang sekian lama tidak dikaruniai putra, sehingga atas saran istri nya ibunda Sarah, beliau mengambil Hajar sebgai istri. Lahirlah Ismail dari rahim Ibunda Hajar.Namun kemudian Ibrahim harus membawa istri dan putranya ke suatu tempat yang sangat tandus dan gersang seakan tidak mungkin manusia dapat bertahan hidup di tempat tersebut. Hanya kekuatan tawakallah yang menjadikan sang Khalilullah “tega” meninggalkan Hajar dan Ismail di padang rumput yang gersang tersebut.Hanya kesadaran menaati perintah Allahlah yang menjadikan ujian tersebut terasa ringan.Hanya kesadaran bahwa Allahlah yang akan menjamin kehidupan mereka, menjadikan beliau lapang dada menerima semuanya. Kemudian kita tahu bagaimana perjuangan Hajar dan Ismail di Padang Pasir yang kelak akan diabadikan Allah sebagai kota Haram ini.Mu’jizat-mu’jizat Allah mengiringi kisah hidup insan-insan yang sudah berbalut keimanan ini. 
Sekian lama Nabi Ibrahim tidak berjumpa dengan putranya, dan baru saja beliau bergembira dapat mendampingi sang putra kebanggaan, tiba-tiba,munculah dalam mimpinya perintah Allah untuk menyembelih sang putra. Beberapa hari, sang nabi masih ragu dengan isyarat tersebut. Namun......mengapa mimpi itu berturut-turut selalu muncul.Selama seminggu keragu-raguan menghantui beliau, peristiwa inilah yang mendasari disunahkannya puasa tarwiyah yang artinya keragu-raguan. Kemudian Nabi Ibrahim yakin bahwa ini adalah wahyu dari Allah setelah mimpinya di malam yang kesembilan. Hal itu yang mendasari perintah puasa Arofah. Lagi-lagi hanya bersandar totalitas pasrah, tawakal, dan harapan akan janji Allah, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah tersebut. Kecerdasan hati Ismail jugalah yang semakin menambah keteguhan Ismail untuk melakukan perintah Allah tersebut.Allah pun pasti tidak akan membiarkan hamba yang disayanginya kesusahan.  Atas kuasa Allah, pisau yang telah siap menyembelih leher Ismail,berganti menempel pada leher sang kambing.
Dari kisah insan-insan mulia  tersebut ada beberapa hikmah yang bisa kita teladani , diantaranya adalah keteguhan hati dalam menjalani ujian-ujian dari Allah. Sifat sabar, rela berkorban, tawakal, dan kokohnya keimanan menjadi pilar-pilar kehidupan mereka.perjuangan mereka yang harus kita teladani, kesabaran, serta pengorbanan mereka. Ujan-ujian yang  berat namun tidak mengurangi kecintaan mereka kepada Allah SWT.
Semoga kita mampu menerapkan sifat-sifat keteladanan Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam keseharian kita, sehingga Allah akan meningkatkan derajat  kita sebagaimana Allah mencintai Nabi Ibrahim AS. Amin. Ustadz Dahlan Murdani, A.Md (Pendiri Islamic Center Cahaya Ummat)

0 komentar:

Posting Komentar